Palestine Fights Back!
Sejak tahun 2007, Gaza mengalami blokade total oleh Zionis. Kota ini dikurung dalam tembok pemisah dengan akses listrik, air dan pasokan yang sulit karena sepenuhnya dikontrol oleh Israel. Penderitaan Gaza masih ditambah dg berbagai peperangan brutal hampir tiap tahun, sehingga PBB sampai menamai Gaza sebagai penjara terbesar di dunia.
Kejahatan zionis tidak sampai disitu saja. Penduduk di luar Gaza juga menghadapi kekejaman serupa. Penangkapan, pengusiran, penghancuran terjadi tiap hari. Sepanjang th 2023 ini, lebih dari 200 nyawa sipil dibunuh oleh zionis. Puncaknya, zionis melakukan penodaan Masjid Al Aqsha berulang kali. Semua itu berlangsung ditengah kampanye normalisasi hubungan Israel yg justru disambut hangat oleh negara-negara Arab.
7 Oktober 2023, Dengan segala keterbatasan, Gaza mencoba melakukan serangan balik. Sebuah penyerangan balasan atas berbagai kejahatan Israel dan bungkamnya Dunia Internasional bahkan Dunia Arab dan Islam.
Namun, Gaza membayar sangat mahal. Pembelaan dari masyarakat Gaza dijadikan alibi oleh Zionis Israel untuk semakin brutal dalam melanjutkan aksinya. Tak tanggung-tanggung, masyarakat sipil Gaza pun tak luput menjadi sasaran utama mereka.
Wanita, lansia, bahkan anak-anak tak luput menjadi korban dari kejamnya Zionis Israel ini. Berbagai fasilitas umum pun hancur lebur, sekolah, masjid, bahkan rumah sakit di bumi hanguskan oleh mereka.
Kini, Gaza hancur lebur. Lebih dari 40% perumahan rusak atau hancur yang menyebabkan ratusan ribu warga Gaza terluntang-lantung. Penderitaan mereka tak hanya sampai disitu. Israel juga memberlakukan blokade total terhadap Gaza. Ketersediaan pasokan kehidupan seperti makanan, listrik, sinyal, dan obat-obatan semakin sulit menipis Gaza.
Oleh karena itu, mari bersama kita ringankan penderitaan masyarakat Gaza dengan menyisihkan sebagian rezeki kita untuk membantu masyarakat Gaza yang sudah berkorban jiwa dan raganya dalam mempertahankan martabat Masjid Al-Aqsha.